Ras-Ras Manusia itu Tidak Ada

Tanyakan kepada orang yang masih percaya penggolongan ras manusia: "Ras apakah Barack Obama, mantan presiden Amerika Serikat?", sambil menunjukkan fotonya. Akan ada jawaban berbeda dari orang yang tahu dengan yang tidak tahu siapa orang tua Obama. Contoh Obama itu saja sudah menunjukkan, bahwa tidak mungkin untuk menentukan ras seorang manusia dengan hanya mengandalkan ciri fisik luar. Bahkan lebih jauh, biologi & genetika modern membuktikan secara genetik, bahwa penggolongan ras manusia itu tidak bisa dilakukan. Dengan demikian, penggolongan klasik ras manusia seperti kaukasoid, mongoloid, negroid, dan sebagainya itu menjadi ketinggalan zaman bahkan keliru.

Alih-alih menemukan ras-ras manusia, para ahli genetika menemukan tahapan perjalanan nenek moyang manusia menyebar ke semua benua. Ternyata, leluhur manusia masa kini (homo sapiens) berasal dari benua Afrika. Jadi, secara genetik kita semua adalah keturunan Afrika. Sekelompok homo sapiens keluar dari Afrika puluhan ribu yang lalu, kemudian keturunan mereka mengembara & menyebar ke seluruh muka bumi. Jika DNA kita masing-masing diperiksa, maka bukan ras yang ditemukan, tetapi tahap-tahap penyebaran & wilayah asal nenek moyang kita. Wilayah asal leluhur tiap individu itu bisa lebih dari satu.

Lantas, bagaimana dengan keragaman ciri-ciri fisik? Keragaman ciri fisik manusia itu hanyalah hasil evolusi melalui mutasi DNA. Bukan penanda ras tertentu. Seleksi alam akan meloloskan mutasi yang netral atau bermanfaat. Misal, warna kulit gelap sesuai dengan daerah dengan intensitas tinggi cahaya matahari, karena pigmentasi kulit gelap melindungi dari bahaya sinar UV. Warna kulit terang menguntungkan untuk produksi vitamin D di daerah dengan cahaya matahari yang berintensitas sedang atau rendah. Contoh lain, misal mutasi gen yang menguntungkan manusia untuk tinggal di daerah pegunungan atau dataran tinggi dengan kadar oksigen yang rendah. Lebih lanjut, keragaman genetik itu berpola gradual & tumpang tindih, tidak ada batas tegas seperti yang disangka para penggagas klasifikasi ras manusia di abad 19.

Singkatnya, seperti yang dikatakan oleh Daniel J. Fairbanks, profesor genetika: "Ancestry, rather than race, is what defines each us biologically. And a statistical analysis of the combination of DNA variants each person carries makes it possible to identify with a high degree of confidence the biogeographical origins of her or his lines of ancestry."

Kepustakaan:
Daniel J. Fairbanks, Everyone is African: how science explodes the myth of race (Promotheus Books, 2015).
Stanley Rice, Encyclopedia of Evolution (Facts on File, 2007).
Spencer Wells, Deep Ancestry: inside the genographic project, the landmark DNA quest to decipher our distant past (National Geographic Society, 2006).
National Geographic Indonesia, April 2018.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Paus, Evolusi dari Ikan atau Mamalia Darat?

Mengapa Sudut Bukan Besaran Pokok?

Gerobak Bakso Mendorong Pedagangnya