Ikan Es Tanpa Darah Merah
Di laut daerah kutub Selatan, Antartika, hidup spesies ikan es (Champsocephalus gunnari) yang tak punya sel darah merah, padahal sel darah merah mengandung hemoglobin yang diperlukan untuk mengikat oksigen guna diteruskan ke seluruh jaringan tubuh. Bagaimana mereka ber-evolusi sampai menjadi seperti sekarang? Bagaimana ikan itu bisa hidup?
Pemeriksaan gen & DNA menunjukkan bahwa ikan es itu ber-evolusi dari leluhur yang masih memiliki sel darah merah. Sebuah gen yang diperlukan untuk pembentukan globin-bagian hemoglobin-telah punah. Satu gen globin yang lain masih ada sebagai "fosil" yang tak berfungsi, tetapi masih mendekam dalam DNA ikan es itu. Gen itu pun juga sedang menuju kepunahan. Jadi, ikan es adalah hasil evolusi melalui mutasi DNA pada leluhur purba ikan itu yang masih memiliki sel darah merah.
Air yang sangat dingin biasanya mengandung kadar oksigen yang tinggi dibandingkan air yang lebih hangat. Umumnya, berbagai spesies ikan yang hidup di air dingin, kadar sel darah merahnya lebih rendah dari spesies ikan-ikan di air yang lebih hangat. Tetapi ikan es sama sekali tak punya sel darah merah untuk mengikat oksigen. Oksigen diserap langsung dari air melalui insang dan kulitnya yang tak bersisik.
Kepustakaan:
Sean B. Carroll, The Making of the Fittest: DNA & the ultimate forensic record of evolution (W. W. Norton & Company, 2006).
Jay Hosler, Evolution: the story of life on earth (Hill and Wang, 2011).
Komentar
Posting Komentar