Jejak Leluhur Bersama


Di dalam genom/DNA manusia ditemukan jejak hewan bertelur (egg-laying), berupa sisa gen-gen pembuat vitellogenin. Gen-gen itu menjalankan fungsinya di tubuh hewan bertelur masa kini, seperti burung & reptil. Vitellogenin adalah protein yang diperlukan untuk membawa gizi dari sang induk kepada kuning telurnya sebelum cangkang (shell) telurnya terbentuk. Pada mamalia berplasenta, vitellogenin itu tidak diperlukan, karena gizi disalurkan melalui saluran plasenta kepada embrio.

Lantas, mengapa sisa gen-gen vitellogenin itu bisa ada di dalam genom mamalia dan manusia, jika memang tidak diperlukan? Itu menunjukkan proses evolusi yang sedang berlangsung. Mamalia, burung, & reptil sebenarnya berkerabat. Mereka sama-sama ber-evolusi dari hewan leluhur yang sama, yaitu reptil bertelur purba yang hidup sekitar 310 juta tahun yang lalu (lihat diagram kekerabatan evolusi).

Pada manusia, bangunan gen-gen pembuat vitellogenin itu sudah tidak utuh lagi, dan sedang berangsur lenyap. Tetapi, beberapa sisa bangunan gen itu masih ada sampai kini. Lokasinya di sana-sini tepat sama dengan yang ada di genom ayam. Sementara itu di hewan Platypus, yaitu mamalia yang bertelur, gen vitellogeninnya masih utuh & berfungsi.

Leluhur bersama (common ancestor) hewan & manusia memang pernah ada. Sains yang didukung kecanggihan laboratorium biologi/genetika telah mengungkap banyak jejak leluhur di DNA. Semua makhluk hidup adalah hasil dari evolusi, dan tetap terus ber-evolusi.

Kepustakaan:
Michael J. Benton, The History of Life (Oxford University Press, 2008).
Sean B. Carroll, The Making of the Fittest: DNA & the ultimate record of evolution (W.W. Norton & Company, 2006).
Francis Collins, The Language of God (Freepress, 2006).
Charles Darwin, The Origin of Species (1859).
Richard Dawkins, The Magic of Reality (Kepustakaan Populer Gramedia, 2015).
Stanley A. Rice, Encyclopedia of Evolution (Facts on File, 2007).
Dennis R. Venema & Scot McKnight, Adam and the Genome: reading scripture after genetic science (Brazos Press, 2017).
National Geographic Indonesia, Februari 2009.
Scientific American, January 2009.
Dennis Venema, "Vitellogenin and Common Ancestry" (biologos.org).
"Vitellogenin" (Wikipedia).
"Platypus" (Wikipedia).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Paus, Evolusi dari Ikan atau Mamalia Darat?

Mengapa Sudut Bukan Besaran Pokok?

Gerobak Bakso Mendorong Pedagangnya