Darwin Meramalkan Gen dan DNA?
Benarkah Charles Darwin meramalkan penemuan gen & DNA di bukunya, The Origin of Species (1859)? Tidak persis begitu. Secara tidak langsung ya, meski Darwin rasanya tak mampu bisa membayangkan adanya molekul pembawa ciri & sifat makhluk hidup itu. Darwin menyiratkan adanya penyebab yang belum ia ketahui agar variasi & modifikasi melalui seleksi alam bisa terjadi. Tetapi ia tampak yakin penyebab itu harus ada. Darwin menulis:
"Whatever the cause may be of each slight difference in the offspring from their parents— and a cause for each must exist— it is the steady accumulation, through natural selection, of such differences, when beneficial to the individual, that gives rise to all the more important modifications of structure, by which the innumerable beings on the face of this earth are enabled to struggle with each other, and the best adapted to survive."
Pernyataan Darwin itu dianggap sebagai kelemahan oleh Sir John Herschel, ilmuwan terkemuka yang sejaman dengan Darwin. Bahkan, Herschel menandai & menuliskan dengan tangan, komentar sindiran di salinan buku The Origin of Species miliknya:
"D. recognizes an unknown cause of slight individual differences-but claims for 'natural selection' the character of a 'sufficient theory' in regard to the results of those differences".
Konsep awal tentang gen dimulai dari Gregor Mendel (1864), walau istilah "gen" (Inggris, "gene") baru muncul puluhan tahun kemudian setelah Mendel. Masa-masa selanjutnya, penyebab yang tidak diketahui Darwin itu ditemukan, yaitu akumulasi mutasi melalui gen & DNA. Pernyataan Darwin, "Whatever the cause ... " yang disindir oleh Herschel itu, secara tidak langsung menjadi ramalan yang terbukti. Suatu ramalan yang sama mengagumkannya dengan ramalan Einstein tentang gelombang gravitasi, yang baru terbukti setelah peralatan laboratorium atau detektornya cukup canggih & memadai.
Kepustakaan:
Charles Darwin, The Origin of Species (1859).
Francis Collins, The Language of God (Free Press, 2006).
Siddhartha Mukherjee, The Gene: an intimate history (Scribner, 2017).
Scientific American, January 2009.
Komentar
Posting Komentar