Cegukan Menurut Perspektif Evolusi
Menurut kamus Merriam-Webster, cegukan ("hiccup") adalah:
"A sound in your throat that is caused by a sudden, uncontrolled movement of muscles in your chest after you have eaten or drunk too much or too quickly.
A spasmodic inhalation with closure of the glottis accompanied by a peculiar sound".
Cegukan terjadi saat aliran cepat udara masuk ke tenggorokan disertai oleh menutupnya katup epiglottis (katup di pangkal tenggorokan). Cegukan disebabkan oleh banyak alasan yang mungkin. Misal, kita menelan sesuatu terlalu cepat, atau syaraf pengatur pernafasan terinterupsi atau mengalami iritasi.
Perspektif evolusi menjelaskan, bahwa cegukan pada manusia menunjukkan jejak evolusi dari leluhur jauh manusia, yang berupa ikan & amfibi. Ada dua hal yang diwariskan kepada manusia:
1. Syaraf untuk mengatur pernafasan (phrenic nerve) pada manusia, keluar dari batang otak (brain stem), dekat leher, kemudian masuk ke rongga data, dan akhirnya sampai ke diafragma, yaitu sekat antara rongga dada & rongga perut. Lintasan panjang & berliku ini menyebabkan syaraf pernafasan itu berisiko terganggu, sehingga menyebabkan cegukan. Lintasan syaraf demikian adalah hasil evolusi dari ikan leluhur kita. Pada ikan tidak menjadi masalah, karena insangnya terletak dekat lehernya, sehingga lintasan syaraf itu pendek. Desain yang lebih rasional untuk manusia, seharusnya lintasan syaraf pernafasan itu tidak keluar dari leher, tetapi keluar dari dekat diafragma.
2. Mekanisme cegukan itu sendiri adalah hasil evolusi yang kita warisi dari kecebong amfibi purba. Makhluk yang memiliki insang dan paru-paru sekaligus itu bisa kita lihat contohnya pada kecebong (berudu) katak. Mekanisme seperti cegukan memang dibutuhkan oleh kecebong katak untuk mencegah air masuk ke paru-parunya. Ketika kecebong menyelam dalam air, mereka memompa air masuk ke mulut & tenggorokannya, lalu menuju ke insangnya. Untuk mencegah air masuk ke paru-parunya, lubang pangkal tenggorokan (glottis) ditutup.
Evolusi tidak menghasilkan spesies yang sempurna, tetapi spesies yang lumayan baik & cocok untuk bertahan menghadapi seleksi alam.
Kepustakaan:
Neil Shubin, Your Inner Fish: a journey into the 3.5- billion-year history of the human body (Vintage Books, 2009).
Peter Abrahams, The Atlas of Human Body (Silverdale Books, 2002).
Richard Dawkins, The Magic of Reality (Kepustakaan Populer Gramedia, 2015).
Scientific American, January 2009.
Komentar
Posting Komentar