Hernia dari Perspektif Evolusi
Hernia pada pria adalah bukti bahwa evolusi berjalan melalui proses utak-atik & tambal sulam. Bukan rancangan anyar yang dimulai dari nol. Hernia adalah masuknya bagian usus ke dalam scrotum (kantong biji pelir). Ini terjadi karena dinding rongga perut yang lemah. Hernia adalah risiko yang muncul dari modifikasi oleh evolusi.
Biji pelir (testis) adalah kelenjar penghasil sperma. Pada ikan, kelenjar itu terletak di dalam rongga tubuh. Pada hewan menyusui (mamalia), testis terletak di luar rongga tubuh, yaitu menggantung di dalam kantong biji pelir (scrotum). Hal itu dimaksudkan supaya suhu sperma mamalia tetap tetap terjaga. Tidak terlalu panas, juga tidak terlalu dingin. Semua pria menyadari bahwa scrotum bisa melar & mengkerut tergantung suhu udara.
Testis atau gonad pada janin manusia, semula terletak di dalam rongga tubuh, hampir sejajar jantung. Seiring bertambahnya usia janin, testis ini "dipaksa" turun menerobos keluar dari dinding rongga perut. Hal itu juga tampak dari lintasan melingkar saluran sperma (vas defferens). Dari testis, sperma melintas ke atas, lalu turun ke kelenjar seminal vesicle, selanjutnya turun ke batang penis. Pemaksaan testis untuk turun keluar itu berpotensi untuk terjadinya hernia.
Ketimbang menciptakan yang baru dari nol, evolusi melakukan utak-atik & tambal sulam pada yang sudah ada. Modifikasi yang disertai risiko, tetapi menghasilkan spesies yang lolos seleksi alam. Bukan menghasilkan spesies yang sempurna.
Kepustakaan:
Peter Abrahams, The Atlas of the Human Body (Silverdale Books, 2002).
Richard Dawkins, The Greatest Show on Earth (Free Press, 2009).
Neil Shubin, Your Inner Fish (Vintage Books, 2009).
Scientific American, January 2009.
Komentar
Posting Komentar