Mata Manusia: Desain yang Tambal Sulam
Walau mata manusia cukup canggih, tetapi desainnya aneh & lemah. Retina mata kita susunannya seperti terbalik. Fotoreseptor (sel-sel peka penerima cahaya) ada di balik jaring neuron & pembuluh darah. Cahaya yang masuk harus melalui jaring neuron & pembuluh darah itu untuk sampai ke fotoreseptor. Ini ibarat kamera studio yang kabelnya dipasang menghalangi lubang lensa. Kumpulan serat saraf juga tampak terpaksa melewati sebuah lubang di lapisan fotoreseptor agar dapat mencapai otak. Itu sebabnya kita memiliki titik buta. Keanehan & kelemahan itu adalah keunikan riwayat evolusi kita.
Retina manusia juga bisa terlepas dari jaringan dasarnya, menyebabkan kebutaan. Itu tak akan terjadi jika neuron terletak di balik fotoreseptor seperti pada gurita & cumi. Gurita tidak memiliki titik buta. Retinanya juga tidak bisa terlepas.
Evolusi mata tidak berlangsung dari yang buruk ke yang sempurna, tetapi dimulai dari melakukan beberapa tugas sederhana dengan baik ke melakukan banyak tugas yang lebih rumit. Evolusi bekerja tanpa rencana, berimprovisasi sambil berjalan. Utak-atik & tambal sulam selama evolusi berlangsung. Bukan memulai yang baru dari nol.
Kepustakaan:
Peter Abrahams, The Atlas of Human Body (Silverdale Book, 2002).
Francis S. Collins, The Language of God (Free Press, 2006).
Light and Vision (Time-Life Books Inc., 1978).
National Geographic Indonesia, Februari 2016.
Komentar
Posting Komentar