Parasit Pemfitnah Semut

Parasit jenis nematoda ini, jika termakan oleh semut Cephalotes atratus, akan membuat bokong semut inangnya itu menjadi merah mencolok. Dengan cara itu, si parasit memfitnah inangnya supaya dimakan oleh burung. Burung akan tertipu, menyangka bokong si semut adalah biji atau buah merah ranum yang menggiurkan untuk disantap.

Sejumlah telur nematoda yang ada di tubuh si semut akan tertelan oleh burung pemangsa. Burung itu pun akan menyebarkan telur-telur nematoda  itu lewat kotorannya yang akan dimakan oleh semut lain. Siklus hidup parasit nematoda itu pun berlanjut terus.

Evolusi sering menghasilkan sesuatu yang tidak terduga. Kasus di atas adalah penyerupaan (mimikri) yang merugikan bagi si inang, tetapi menguntungkan bagi si parasit. Lho, bukankah semut yang bokongnya memerah itu kelak bisa tersingkir oleh seleksi alam? Ya, bisa jadi demikian. Atau, semut itu akan ber-evolusi menghasilkan spesies yang tak bisa lagi difitnah oleh parasitnya. Entahlah. Spesies hasil evolusi tidak bisa diramalkan bagaimana rupa akhirnya, tetapi benar bahwa seleksi alam lebih menyukai inang yang tahan terhadap parasit.

Kepustakaan:

Natalie Angier, "Seni Tipu Muslihat" (National Geographic Indonesia, Agustus 2009).

Stanley A. Rice, Encyclopedia of Evolution (Facts On File Inc., 2007).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Paus, Evolusi dari Ikan atau Mamalia Darat?

Gerobak Bakso Mendorong Pedagangnya

Mengapa Sudut Bukan Besaran Pokok?